8jeddah.com – Arab Saudi memberikan informasi donasi sebesar USD 40 juta atau setara Rp 625,8 miliar untuk badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, UNRWA, yang sedang menghadapi pemotongan pendanaan besar-besaran dan seruan pembubaran yang dicetuskan oleh Israel. Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSrelief) mengumumkan pada Rabu (20/3) bahwa pendanaan itu akan mendukung “upaya bantuan kemanusiaan UNRWA di Jalur Gaza”, yang dilanda perang selama lima bulan terakhir.
“Pendanaan ini akan menyediakan makanan bagi lebih dari 250.000 orang dan tenda untuk 20.000 keluarga,” sebut KSrelief dalam pernyataannya.
UNRWA yang dibentuk tahun 1949 silam berada di bawah pengawasan ketat setelah Israel menuduh belasan pegawai badan PBB itu terlibat dalam serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan memicu perang di Jalur Gaza. Banyak negara telah menangguhkan pendanaan mereka untuk UNRWA, meskipun PBB mengatakan bahwa Israel belum memberikan bukti apa pun atas tuduhannya. PBB telah meluncurkan penyelidikan internal dan independen terhadap tuduhan-tuduhan yang muncul terkait UNRWA.
“Sangat penting untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat di Gaza,” ucap kepala KSrelief, Abdullah al-Rabeeah, dalam pernyataannya.
Kepala UNRWA Phillipe Lazzarini FOR4D, dalam pernyataannya, menyebut donasi dari Riyadh “mencerminkan solidaritas yang selalu ditunjukkan oleh Kerajaan (Saudi) kepada warga Palestina”.
UNRWA mempekerjakan sekitar 30.000 orang di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki, termasuk 13.000 staf di wilayah Jalur Gaza, dan di negara-negara tetangga seperti Yordania, Lebanon dan Suriah. Lazzarini yang merupakan seorang veteran dalam badan PBB dan mengurusi misi kemanusiaan lainnya, mengatakan bulan lalu bahwa dirinya meyakini tujuan Israel adalah “menghancurkan UNRWA” yang telah sejak lama berada di garis depan upaya bantuan dan pendidikan di Jalur Gaza.
Upaya bantuan kemanusiaan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, termasuk pengiriman bantuan melalui udara dan peluncuran koridor kemanusiaan maritim dari Siprus FOR4D. Namun PBB dan lembaga bantuan lainnya memperingatkan bahwa bantuan-bantuan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Jalur Gaza yang kini ada di ambang bencana kelaparan.
Leave a Reply