Jakarta – Raja Kerajaan Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, menyerukan warganya di seluruh negeri untuk ambil bagian dalam salat istisqa, salat khusus meminta hujan.
Salat tersebut dilakukan pada Kamis (7/12). Ajakan itu disampaikan meskipun negara Teluk itu mengalami turun salju di awal November. Terjadi anomali badai hujan di lanskap yang biasanya gersang tersebut.
Mengutip laporan Saudi Gazette, hujan es seukuran bola golf menghantam wilayah Al Jawf utara dan hujan lebat terlihat di wilayah timur Arab Saudi. Badai salju bersejarah ini bukan sekadar debu biasa. Peristiwa cuaca tersebut terjadi setelah hujan lebat dan hujan es yang melanda seluruh wilayah Kerajaan Arab Saudi. Bentang alam gurun yang dulunya kering kini menjadi tampak seperti Pegunungan Alpen Swiss.
Peringatan cuaca buruk dikeluarkan pada saat itu, mengingat hujan es dan hujan yang diyakini disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang datang dari Laut Arab. Namun bagian lain negara itu, belum mengalami curah hujan sebanyak itu.
Pengadilan Kerajaan Arab Saudi mengumumkan sebuah pernyataan bahwa Raja telah menyerukan salat istisqa. Ini bukan pertama kalinya dilakukan istisqa. Umat Islam di Arab Saudi telah melakukan salat istisqa pada beberapa kesempatan di masa lalu ketika hujan tertunda atau kekeringan.
“Kami memohon kepada Allah, Yang Maha Kuasa, agar mengasihani bumi dan manusia, dan menjadikan apa yang Dia turunkan sebagai rahmat bagi mereka dan ketetapan untuk suatu waktu. Sesungguhnya, Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan,” kata pernyataan itu seperti dilansir media Mesir Al-Masry Al-Youm.
Berdasarkan informasi Kementerian Urusan Islam negara itu, pelaksanaan salat istisqa pada Kamis (7/12) dimulai 15 menit setelah Matahari terbit. Kementerian Urusan Islam juga menyelesaikan semua pengaturan yang diperlukan memastikan kesiapan masjid yang ditunjuk dan tempat salat terbuka di berbagai daerah dan provinsi. Tak hanya meminta hujan, salat ini juga ditujukan untuk memohon pengampunan dari Allah.
Berbarengan dengan itu, para pejabat terkait Arab Saudi mengambil sejumlah langkah memanfaatkan teknologi dan sains dengan menggunakan pesawat nirawak untuk menciptakan hujan buatan dengan cara penyemaian awan.
Meskipun negara tersebut mengalami suhu yang melampaui 40 derajat Celcius C di musim panas dan lebih dari 20 derajat Celcius di musim dingin, ada beberapa kejadian badai salju menghantam negara tersebut.
Pada 2021, suhu di Arab Saudi pernah anjlok hingga -2 derajat Celcius. Saat itu adalah pertama kalinya dalam hampir 50 tahun suhu di wilayah tersebut turun di bawah titik beku.
Leave a Reply