Pemerintah Arab Saudi mengundang pengusaha-pengusaha Indonesia untuk menanamkan investasinya di proyek NEOM. Hal itu disampaikan langsung oleh Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah H. Amodi saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Jakarta pada Kamis kemarin.
Menurut Duta Besar Faisal, saat ini pemerintah Arab Saudi tengah gencar-gencarnya melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendukung visi 2030 dari sang Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Salah satu visi itu terkait dengan penguatan di sektor pariwisata yang diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap perekonomian Arab Saudi.
Pada 1 Desember 2024 kemarin, Arab Saudi meluncurkan beroperasinya kereta cepat Riyadh Metro dengan panjang lintasan 176 kilometer. Jalur kereta yang menghubungkan sejumlah tempat wisata di Riyadh ini memiliki enam jalur utama dengan 85 stasiun, termasuk 4 stasiun utama.
Sebelumnya pada 27 Oktober 2024, Pemerintah Arab Saudi meluncurkan destinasi Pulau Resort Sindalah. Ini merupakan salah satu andalan pariwisata mewah di NEOM yang dalam pembangunannya membutuhkan waktu 2 tahun dengan melibatkan 4 kontraktor lokal dan 60 subkontraktor.
Dalam catatan detikHikmah, dalam dua tahun terakhir Pemerintah Arab Saudi memang menggenjot pembangunan kota futuristik NEOM. Lebih dari 140.000 pekerja konstruksi terlibat dalam proyek tersebut. Wilayah-wilayah utama seperti kota industri Oxagon, destinasi pegunungan Trojena, pulau mewah Sindalah, dan destinasi Teluk Aqaba terus dikebut pembangunannya.
Saat ini, lanjut Duta Besar Faisal, Arab Saudi juga tengah bersiap menjadi tuan rumah Expo 2030 dan juga tuan rumah Piala Dunia 2034. Dua ajang internasional inilah yang menjadi alasan Arab Saudi untuk menggenjot pembangunan infrastruktur pariwisata.
“Kami berkeinginan keras akan menjadi ajang yang unik bagi dunia dan itu yang sekarang kita canangkan sehingga kegiatan internasional ini dapat mengangkat perekonomian Arab Saudi dan juga negara Islam,” papar Faisal.
Arab Saudi Bukan Sekadar Haji dan Umrah
Bagi masyarakat Indonesia, Arab Saudi dikenal hanya sebagai tujuan ibadah haji dan umrah. Di luar tujuan tersebut jarang masyarakat Indonesia bepergian ke Arab Saudi, baik untuk keperluan wisata maupun belanja.
Arab Saudi, kata Duta Besar Faisal, ingin paradigma itu diubah. Untuk itu dia pun mengundang masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke Arab Saudi di luar tujuan haji dan umrah.
Menurut dia saat ini sudah banyak tempat-tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Selain itu juga tersedia sejumlah tempat wisata belanja.
“Kami juga berharap masyarakat Indonesia juga berkunjung ke Arab Saudi sebagai wisatawan karena di sana masih banyak tempat-tempat yang perlu dikunjungi sejalan dengan visi Arab Saudi 2030. Saudi Arabia terbuka untuk masyarakat Indonesia,” kata Faisal.
Apalagi, Faisal melanjutkan, kerja sama antara Indonesia dengan Arab Saudi sudah terjalin erat selama hampir 80 tahun. Kerja sama terjalin di banyak bidang. Seperti politik, ekonomi, investasi, budaya dan kesehatan. Di bidang investasi misalnya perusahaan energi terbesar di Arab Saudi Acwa Power menjalin Kerja sama dengan PT PLN untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya di lima lokasi di Indonesia. “Nilai total investasi di 5 proyek ini hampir Rp 10 triliun,” papar Faisal.
Jumlah penerbangan Saudi Airline dari Saudi ke Indonesia juga terus bertambah. Faisal menyebut untuk penerbangan Saudi Airline dari ke Jakarta saat ini tercatat 5 kali penerbangan dalam satu hari.
Saudi Airline juga membuka penerbangan Saudi ke Medan di Sumatera Utara 4 kali dalam satu pekan. Peningkatan jumlah penerbangan ini berdampak pada volume perdagangan dua negara.
“Di mana angka (perdagangan Saudi – Indonesia) US $ 7 miliar. Jumlah orang Indonesia berkunjung ke Saudi juga yang terbesar dibanding negara-negara lain,” tutup Faisal.
Leave a Reply