Jakarta – Arab Saudi, yang perekonomiannya bertumpu pada cadangan minyak dan gas alamnya yang besar, menemukan sumber lain untuk mendiversifikasi perekonomiannya yang kaya minyak.
Negeri kerajaan tersebut baru-baru ini menemukan cadangan litium di ladang-ladang minyaknya di dekat laut. Menurut laporan yang mengutip Reuters, Saudi Aramco alias Aramco, perusahaan minyak dan gas alam milik negara Arab Saudi, mengekstraksi litium di bawah proyek percontohan dari salah satu ladang minyaknya.
Khalid bin Saleh Al-Mudaifer, Wakil Menteri Pertambangan Arab Saudi, mengumumkan bahwa Kerajaan akan segera meluncurkan program percontohan komersial untuk mempromosikan penambangan langsung litium.
Lithium Infinity, yang juga dikenal sebagai Lihytech, perusahaan rintisan yang diluncurkan oleh King Abdullah University for Science and Technology, akan memimpin proyek ekstraksi tersebut dengan kerja sama dari perusahaan tambang Saudi Ma’aden dan Aramco,
“Mereka mengekstraksi litium melalui teknologi baru yang mereka kembangkan di King Abdullah University for Science and Technology dan mereka tengah mempercepat pengembangan dalam hal ini,” kata menteri tersebut.
“Mereka sedang membangun proyek percontohan komersial di ladang minyak. Jadi air garam yang keluar dari ladang akan terus menerus masuk ke proyek percontohan komersial ini,” tambah Al-Mudaifer.
Sumber Kekayaan Baru Arab Saudi
Al-Mudaifer mengatakan, meskipun biaya ekstraksi litium dari limpasan air garam dari ladang minyak tetap lebih tinggi daripada metode ekstraksi tradisional dari dataran garam, ia berharap bahwa jika harga litium tumbuh, proyek tersebut akan segera layak secara komersial.
Perusahaan minyak lainnya, termasuk Exxon Mobil dan Occidental Petroleum, juga berencana memanfaatkan teknologi baru untuk menyaring litium dari air garam, karena seluruh dunia saat ini berupaya menjauh dari bahan bakar fosil.
Menanggapi pertanyaan tentang ekstraksi litium di Arab Saudi, Aramco mengatakan litium adalah ‘area yang menarik’ bagi perusahaan dan sedang mengevaluasi keberadaan logam tersebut di ladang dan ekstraksinya.
Arab Saudi, yang ekonominya selama puluhan tahun bergantung pada minyak, telah menghabiskan miliaran dolar untuk mencoba mengubah dirinya menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik sebagai bagian dari upaya Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman untuk mencari sumber pendapatan alternatif bagi kerajaan kaya minyak itu.
Litium Jadi Masa Depan Energi Global
Seiring menipisnya cadangan bahan bakar fosil di seluruh dunia, litium, yang juga disebut ’emas putih’ karena kelangkaannya, diperkirakan akan menggantikan minyak dan bahan bakar fosil tradisional lainnya sebagai sumber energi nomor satu di seluruh dunia.
Saat ini, baterai Litium-ion (Li-ion) digunakan untuk menyalakan hampir setiap perangkat elektronik mulai dari mobil listrik, laptop, dan telepon pintar, hingga lampu darurat, mainan, dan hampir setiap gadget yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Baterai Li-ion populer karena ringan, memiliki kepadatan energi yang tinggi, dan dapat diisi ulang, menjadikannya solusi energi yang murah untuk berbagai perangkat elektronik.
Leave a Reply