8jeddah.com – Istana kuno dan benteng yang menjulang setinggi 25 meter di kawasan Al-Baha itu masih tampak kokoh. Keduanya menjadi bukti kekayaan sejarah Arab Saudi yang eksis hingga kini. Terletak di wilayah Hijaz di bagian barat Arab Saudi, wilayah Al-Baha adalah rumah bagi keajaiban alam dan situs warisan kuno. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata paling menarik di Kerajaan Arab Saudi.
Bangunan di Al-Baha memberikan gambaran sekilas kehidupan kerajaan dan penduduk Saudi di masa lalu. Salah satu yang menonjol, Istana bin Raqoush. Istana Bin Raqoush dulunya adalah kediaman pribadi. Kini, istana tersebut disulap menjadi sebuah pusat budaya dan sejarah yang menarik pengunjung dari berbagai belahan dunia, baik untuk mempelajari sejarah atau sekadar menikmati arsitekturnya yang megah.
Tidak hanya Istana Bin Raqoush, tempat-tempat seperti Benteng Bakhrush bin Alas di Kegubernuran Qura, kastil leluhur keluarga Al-Osaidhan, dan desa Shabraqah di utara kota Baha pun digemari pengunjung karena memiliki pesona sejarah tersendiri. Ada pula Benteng Al-Akhawayn yang megah menghadap desa Al-Malad, Al-Ayed Heritage Guesthouse di desa Bani Kabir, dan Istana Mishref di Baljurashi.
Benteng-benteng Al-Baha yang menjulang tinggi hingga 25 meter memiliki sejarah tersendiri. Dulunya berfungsi sebagai tempat pemantauan ketika masa konflik, benteng-benteng ini pun memiliki aura yang menarik perhatian. Pasalnya, bangunan ini dihiasi dengan batu kuarsa putih yang mencolok. Kini bangunan tersebut berfungsi sebagai pengingat akan sejarah masa lalu. Tidak hanya menikmati arsitektur Al-Baha yang menyimpan sejarah, pengunjung di Al-Baha juga dapat menikmati wisata museum untuk mengetahui kehidupan masa lalu Al-Baha, salah satunya Museum Al-Aqiq. Museum ini berisi artefak, perhiasan, mode, dan parfum yang dikumpulkan selama bertahun-tahun oleh pemiliknya, Sahla Al-Ghamdi.
Pengunjung museum akan disambut dengan kurma dan secangkir kopi Arab, serta pertunjukan Ardah yang merupakan tarian pedang tradisional Arab Saudi. Pengunjung wanita dapat menjajal cantiknya ukiran henna di tangan dan mencoba beberapa jubah tradisional serta abaya yang mencerminkan evolusi mode di wilayah tersebut. Tempat menarik lainnya bagi pengunjung Al-Baha yaitu Museum Al-Malad, atau Dua Saudara, yang diambil dari nama saudara kandung yang membangun dua menara megah yang masih berdiri di sana. Menara tersebut pada awalnya berfungsi untuk melindungi desa dan menyimpan makanannya.
Pemilik museum Mohammed Mosfir Almahfoz Al-Ghamdi FOR4D menyambut pengunjung dengan rentetan tembakan dari koleksi senapan antik. Pameran pada museum tersebut meliputi foto, buku, senjata seperti senapan dan pedang, pakaian tradisional serta peralatan makan yang ia kumpulkan selama beberapa dekade. Barang-barang tersebut memberikan pengunjung gambaran sekilas tentang masa lalu wilayah tersebut dan warisan budayanya.
Upaya Arab Saudi meramaikan kawasan tersebut bertujuan untuk melestarikan identitas, mendorong kesadaran akan kekayaan sejarah negara tersebut, menjaga warisan budaya dan norma-norma masyarakat, menyoroti bakat lokal, serta meningkatkan pengalaman wisata pengunjung di situs warisan. Situs-situs serta berbagai destinasi pameran kini telah menjadi magnet bagi pengunjung, fotografer, dan peminat, karena dapat menjadi kesempatan untuk mendokumentasikan dan mengeksplorasi beragam aspek warisan Arab Saudi. Berbagai film dokumenter pun turut diproduksi untuk menangkap esensi situs bersejarah ini dengan mengangkat berbagai topik seperti arsitektur, fesyen, perhiasan, kuliner, dan lain sebagainya.
Leave a Reply