8jeddah.com – Arab Saudi pernah mengungkapkan alasan menolak seruan dari negara Iran untuk melakukan embargo terhadap Israel. Presiden Iran yaitu Ebrahim Raisi menyerukan agar negara penghasil minyak terutama negara Arab melakukan embargo minyak ke negara Israel pada saat konferensi darurat negara Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam di Riyadh.
Usulan itu di ungkapkan Raisi agar Israel menghentikan agresi di Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina yang mengakibatkan lebih dari 11 orang tewas. Negara Arab pun tidak menggubris seruan dari Raisi pada konferensi negara Arab dan OKI. Sebelum pertemuan itu, Saudi melalui Menteri Investasi Khalid Al Falih mengatakan kerajaannya tak ada niat untuk menjadikan minyak bumi sebagai senjata demi mendesak gencatan senjata di Gaza.
“Hal itu bukan pembahasannya saat ini, Arab Saudi tengah melakukan upaya untuk mendapatkan solusi melalui diskusi damai” kata Al Falih dalam diskusi Bloomberg New Economy Forum di Singapura pada 8 November.
Dalam kesempatan itu, Al Falih mengatakan rencana normalisasi dengan Israel masih dalam pertimbangan meski agresi negara Zionis itu di Gaza berlanjut.
“Hal ini masih dibicarakan dan akan dibahas dengan jelas kemunduran selama sebulan terakhir menjelaskan kenapa Saudi begitu gencar menjadikan resolusi atas konflik di Palestina merupakan bagian dari kesepakatan normalisasi di Timur Tengah” ucap Al Falih.
Sebelumnya pembicaraan antara Saudi dan Israel menyangkut hal normalisasi dengan mengalami kemajuan sebelum serangan Hamas ke Israel pada tanggal 7 oktober. Perdana Menteri sekaligus Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) juga sebelumnya meminta syarat teknologi nuklir dan senjata canggih untuk kerajaannya sebagai imbal balik normalisasi dengan Israel. Diplomat Arab Saudi pun sepakat jika Israel harus menyetujui dengan pendirian negara Palestina yang telah di canangkan melalui Inisiatif Damai Saudi pada tahun 2002.
Leave a Reply