8jeddah.com – Kementerian Luar Negeri Arab Saudi memberikan ancaman keras kepada korban warga sipil yang menjadi korban kekejaman Israel di Jalur Gaza Utara. Kementerian memberikan penegasan dalam sebuah pernyataan yang melakukan penolakan tegas kepada pelanggaran hukum humaniter internasional dari pihak mana saja dengan alasan apapun.
“Kerajaan juga memperbarui tuntutannya kepada komunitas internasional untuk mengambil posisi tegas untuk mewajibkan Israel menghormati hukum kemanusiaan internasional, segera membuka koridor kemanusiaan yang aman, memungkinkan evakuasi korban luka, dan memungkinkan pengiriman bantuan dan peralatan medis,” ujar Kementerian Luar Negeri.
Pihak pemerintah Joe Biden ingin melihat Otoritas Palestina yang direformasi pemerintahan Gaza dan Tepi Barat sebagai bentuk langkah menuju negara Palestina. Amerika Serikat melakukan upaya untuk meredam penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada gagasan tersebut dengan alasan mempertahankan prospek normalisasi hubungan antara Israel dengan negara Arab Saudi. Namun pernyataan terbaru Arab Saudi kini bisa meredam harapan tersebut. Amerika Serikat juga memberikan reaksi keras kepada serangan Israel kepada warga Palestina itu. Gedung Putih melakukan pendesakan untuk menyelidiki serangan mematikan yang dilakukan Israel kepada warga Palestina yang menunggu pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
“Kami menilai peristiwa terbaru ini perlu diselidiki secara menyeluruh,” kata juru bicara Olivia Dalton dalam konferensi pers.
Dirinya memberikan informasi jika AS telah menghubungi pemerintah Israel untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan yang menyebabkan tragedi tersebut.
“Kejadian ini menggarisbawahi perlunya perluasan bantuan kemanusiaan untuk mencapai Gaza,” katanya.
“Jelas, kejadian di Gaza utara sangat mengkhawatirkan dan sangat memprihatinkan kami, sangat tragisnya hilangnya nyawa manusia. Terlalu banyak nyawa warga sipil yang hilang akibat operasi militer di Gaza,” tambahnya.
Dalton mengatakan Washington ingin melihat rencana Israel untuk menjaga keamanan dasar di wilayah operasinya. “Karena hilangnya nyawa secara terus-menerus sangat mengkhawatirkan dan sangat, sangat, sangat tragis,” ujarnya.
Jumlah korban yang tewas warga Palestina dibunuh oleh tentara Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan pada hari Kamis meningkat menjadi total 112 orang dan kemungkinan akan terus bertambah, kata Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut kepada Anadolu. Serangan tersebut terjadi saat fajar ketika ratusan warga Palestina sedang menunggu untuk menerima bantuan di dekat daerah bundaran al-Nablusi, selatan Kota Gaza, ketika mereka diserang Israel, menurut para saksi.
Negara Israel telah melakukan penyerangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas 7 Oktober yang menurut Tel Aviv sendiri sudah menewaskan kurang dari 1.200 orang. Setidaknya 30.035 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 70.457 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok. Israel telah melakukan blokade yang telah melumpuhkan Jalur Gaza sehingga penduduknya mengalami kelaparan massal.
Perang yang di telakukan oleh Israel sendiri telah menyebabkan sekitar 85 persen penduduk Gaza melakukan pengungsian di tengah kekurangan bahan makanan dan 60 persen infrastruktur menjadi hancur. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Related Keyword:
Leave a Reply